Selasa, 14 Februari 2012

ANTARA MENDUKUNG DAN MENCEGAH

Posted by Herna Rizaldi on 02.23

Setelah perasaanku disakiti oleh sahabatku sendiri di mana sebenarnya dia itu tahu akan kenyataan dan perasaan yang sedang aku alami namun dia menyembunyikan tentang kebenaran itu malah ia sekarang bertingkah sombong kepadaku tentang hal itu, benar apa kata pepatah “kesombongan adalah rasa malu yang ditutup-tutupi” dan benar juga apa kata hadist “Sombong itu ialah tidak mau menerima kebenaran dan menghinakan sesama manusia” (HR. Ahmad).
Dan kini problema barupun datang tidak lain dari sahabatku juga, aku memang sengaja beralih dari sahabatku yang aku sebut sebelumnya dan berusaha akrab dengan sahabatku yang satu ini walau aku sebenarnya masih berharap bahwa dia mau kembali akrab menjalin persahabatan seperti sebelumnya. Dan apa yang terjadi sekarang?
Sahabat yang sedang aku usahakan akrab denganku untuk menggantikannya, kini mulai mengasihi seseorang meski itu bukanlah orang yang aku kasihi dia hanyalah teman, namun jika dia benar-benar menyayangi dan menjalin hubungan dengan teman perempuanku itu, lantas bagaimanakah aku? Dia mungkin akan mengurangi waktu bersamaku untuk dia, dan harus mencari siapa lagi sahabat yang dapat menemani aku belajar? Semuanya kini masih menjadi misteri yang belum terpecahkan dan belum terjawab dengan suara lantang.
Lalu bagaimanakah sikap dan tingkahku dalam menangani hal itu? Semuanya kini menjadi sebuah mirip dengan tajuk berita, mirip dengan judul puisi yaitu Antara Mendukung dan Mencegah. Jika aku mendukungnya maka itu bagaikan aku menambahkan permasalahan dalam dunia persahabatanku dengannya, namun jika aku mencegahnya sama saja aku seperti orang yang kejam, yang suka menghalangi jalan hidup sahabatku sendiri. Jika aku meniru untuk mengasihi dan menyayangi seseorang mungkin akan lebih banyak teman lain yang ikut mendukung dan berpartisipasi dalam hal itu, namun aku masih ragu dan aku belum sanggup untuk melakukan hal itu karena sungguh aku benar-benar belum siap akan hal itu. Namun, jika aku benar-benar berani mengasihi seseorang maka kami bertiga mungkin akan sama-sama mempunyai seorang kekasih yang masing-masing pula kami sayangi, namun sekali lagi aku katakan “aku belum siap akan hal itu” dan jika aku terus begini mungkin aku akan merasakan kesepian, namun semua itu hanyalah Allah yang lebih tahu
Kini hanyalah setangkai harapan, jika sahabatku itu benar menjalin kasih sayang dengan perempuan itu maka semoga saja dia tidak melupakan aku, tidak mengurangi waktu untuk bersama denganku, tidak menjadi sombong kepadaku, tidak menjadikan aku seseorang yang hina, tidak pula menjadikan aku pengganggu di antara hubungan mereka karena kami masih sangat membutuhkan kesetiaan dalam persahabatan, karena sesungguhnya dari lubuk hatiku yang paling dalam aku tidak tega dan sungguh tidak tega untuk menghalangi dia menjalin kasih sayang bersama seseorang yang dia kasihi karena semua orang pasti mempunyai haknya masing-masing. Dan hal ini akan aku anggap sebagai tantangan dalam hidupku yang akan menjadikan aku sosok yang selalu mengerti perasaan orang lain, menjadi lebih dewasa, dan selalu menghargai hak orang lain, dan aku yakin mulai dari sinilah aku akan menjadi orang yang suka lapang dada dan akupun yakin Allah akan memberikan kebahagiaan kepadaku di balik semua itu. Amin.

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Facebook
  • Twitter

Search Site

 
  • Bukan Karena Hari Ini Indah Kita Tersenyum Namun Karena Kita Tersenyum Hari Ini Menjadi Indah
    SALAM TRANSFORMASI